Ibadah dan Kepekaan Sosial
masirul.com |
Bukankah agama mengajarkan agar kita peduli dengan orang lain di sekitar
kita. Dalam setiap ibadah kita, selain menyembah kepada Allah juga kita
diajarkan untuk berbuat baik kepada orang lain. Bukankah sholat dimulai dengan takbiratul ikram, sebagai wujud
penghambaan kita kepada Allah dan diakhiri dengan salam, yang mengajarkan
kepada kita untuk menebarkan keselamatan dan kesejahteraan bagi orang lain.
Bukankah setelah puasa kita diwajibkan untuk zakat fitrah sebagi wujud
kepedulian kepada orang miskin supaya di hari raya Idul Fitri mereka bisa
tersenyum bahagia. Bukankah kita juga diwajibkan zakat mal (harta) dan disunatkan
sodaqoh. Bukankah kita yang mampu diwajibkan berkurban menyembelih hewan ternak
di hari raya Idul Adha, yang dagingnya supaya dibagikan kepada orang lain di
sekitar yang kurang mampu. Demikian juga bagi jamaah haji di tanah suci juga
diwajibkan menyembelih hewan kurban. Bukankah agama juga menyuruh kita
menyantuni orang fakir dan miskin serta anak yatim. Bukankah Nabi mengajarkan
bahwa Islam adalah rahmatan lil ‘alamin.
Setiap hari kita beribadah kepada Allah, tetapi ternyata itu saja tidak
cukup. Justru kita sering lupa bahwa kita juga harus peduli dengan keadaan orang lain di sekitar kita.
Kita lupa bahwa di sekitar kita ada anak yatim piatu yang perlu disantuni, kita
lupa kalau ada tetangga kita yang tidak mempunyai pekerjaan, kita lupa kalau
ada tetangga kita yang penghasilannya hanya cukup untuk makan sehingga
anak-anaknya putus sekolah, kita lupa kalau ada tetangga kita yang butuh biaya
untuk berobat.
Catatan: tulisan ini dibuat tahun 2005
0 comments:
Posting Komentar