Pengalaman, Opini, dan Harapan

Tulisan Terbaru

Total Tayangan Halaman

Cari Blog Ini

Translate

Pages

PENULIS

Foto Saya
Mantan guru di SD Muh. Condongcatur, Yogyakarta, sekarang asisten guru di Becker Elementary School, Iowa, Amerika.

Tulisan Pilihan

Mengapa Guru di Amerika Mengajarkan Beberapa Cara untuk Menyelesaikan Soal Matematika?

Siswa di Amerika diajari oleh guru dengan beberapa cara untuk menyelesaikan soal Matematika, tidak hanya cara yang dianggap guru paling ...

Popular Posts

Jumat, 05 Juli 2019

Kegiatan Sosial Guru di Sekolah Amerika


Kartu Ucapan Perpisahan
Kehidupan sosial orang Amerika lebih banyak berinteraksi dengan keluarga, komunitas atau teman tertentu (gereja, hobi, dan sebagainya) dan teman kerja daripada ke tetangga sekitar. Demikian juga guru dan staf sekolah di Amerika mempunyai kegiatan sosial dengan sesama teman kerja. Berikut adalah beberapa kegiatan sosial di sekolah saya.

Dana Sosial (Social Fund)
Setiap tahun kami membayar iuran $20 untuk dana sosial kepada pengurus kegiatan sosial guru dan staf sekolah. Ketika sudah membayar iuran sosial kami mendapatkan kartu ucapan terima kasih dan makanan ringan seperti coklat atau permen. Dana sosial ini digunakan untuk membeli kartu ucapan, bunga, dan hadiah untuk keluarga besar guru dan staf yang menikah, melahirkan, sakit, meninggal, mencapai prestasi tertentu, pindah dan keluar kerja.

Memberi Kartu Ucapan, Email atau SMS
Baik secara bersama-sama melalui pengurus kegiatan sosial atau secara individu guru dan staf sekolah saling memberikan ucapan untuk momen-momen tertentu baik bahagia maupun sedih. Ucapan tersebut disampaikan secara langsung secara pribadi atau bersama-sama dalam forum rapat dan atau menggunakan kartu, email atau SMS.

Ucapan Perpisahan
Menulis Kartu Bucket Filler
Khusus untuk memberikan apresiasi atau pujian khususnya berkaitan dengan kinerja di sekolah, guru dan staf sekolah saling mengisi kartu bucket filler yang ditempelkan di dinding dekat kantor sekolah. Ada juga yang memberikan kartu bucket filler secara langsung kepada guru atau staf sekolah.

Menengok Teman Sakit
Saat ada teman yang sakit dirawat di rumah sakit, beberapa teman dekat dan atau perwakilan pengurus kegiatan sosial diperbolehkan menengok dengan membawa kartu ucapan dan atau bunga. Menengok orang sakit di rumah sakit tidak boleh dilakukan bersama-sama banyak orang, biasanya hanya untuk keluarga dan teman dekat.

Menghadiri Pemakaman
Ketika ada keluarga guru atau staf meninggal akan diumumkan melalui email ke seluruh guru dan staf se-distrik. Bagi teman dekat biasanya diberi undangan acara pemakaman dan atau diminta mengisi ucapan, doa atau komentar tentang orang yang meninggal di link internet yang disediakan keluarga.

Penggalangan Dana (Fund Raising)
Penggalangan dana biasanya dilakukan untuk membantu lembaga tertentu pada momen tertentu (misalnya untuk yayasan kanker) atau keluarga guru dan staf yang benar-benar sangat membutuhkan dana yang besar misalnya untuk pengobatan kanker.

Doa Bersama
Doa bersama dilakukan ketika ada guru, staf sekolah dan keluarga yang sakit atau ada masalah serius. Pada pagi hari sebelum kegiatan sekolah dimulai, guru dan staf diminta berkumpul di ruang rapat kemudian dilakukan doa bersama dengan saling bergandengan tangan. Doa bersama ini selain mendoakan yang sakit agar segera sehat juga sebagai bentuk empati dan dukungan untuk guru dan staf yang keluarganya sakit atau untuk keluarga dari guru dan staf yang sakit. 

Baby Shower
Walaupun namanya baby shower tetapi sebenarnya kegiatan ini dilakukan ketika guru atau staf masih mengandung. Pengurus kegiatan sosial mengagendakan acara ini setelah pulang sekolah. Kegiatannya adalah pemberian hadiah dan ucapan selamat. Selain pemberian hadiah dan kartu ucapan oleh pengurus kegiatan sosial, biasanya baik sendiri maupun bersama-sama patungan memberikan kartu ucapan dan hadiah. Ada salah satu guru yang sukarela berkeliling untuk menarik uang kepada guru dan staf yang mau urunan untuk membeli hadiah.

Menghadiri Syukuran Pernikahan
Pesta pernikahan hanya dihadiri oleh keluarga dan teman dekat. Semua guru dan staf sekolah biasanya diundang pada acara semacam syukuran pernikahan yang dilakukan sebelum pernikahan untuk memperkenalkan calon suami atau istri. Syukuran pernikahan ini dilakukan di restauran atau di rumah guru atau staf yang akan menikah.

Memberikan Hadiah
Ada beberapa guru atau staf yang sering memberikan hadiah kepada teman kerja pada momen tertentu, misalnya saat hari Thanksgiving atau Natal. Biasanya hadiah berupa gift card belanja di toko tertentu atau barang.

Membawa Makanan ke Sekolah
Ada juga guru atau staf yang sering membawa makanan ke sekolah baik ketika ada momen tertentu atau semacam syukuran. Makanan akan ditaruh di ruang makan dan siapa saja boleh mengambil atau makan di ruang makan.

Permainan di Sekolah
Setiap tahun sekali, sekolah membuat kegiatan permainan semacam outbond tetapi di dalam ruangan (gymnasium) untuk semua guru dan staf sekolah. Guru dan staf sekolah dibagi menjadi beberapa kelompok kemudian berlomba permainan tertentu. Tujuan kegiatan ini untuk membiasakan kekompakan tim dan rekreasi.

Makan Bersama di Sekolah (Potluck)
Hampir setiap bulan diadakan makan bersama guru dan staf sekolah. Masing-masing guru dan staf sekolah membawa makanan dan dimakan bersama. Agar makanan yang akan dibawa tidak sama, pengurus kegiatan sosial membuat daftar pembawa makanan dan jenis makanannya. Makanan yang khas atau belum umum diberi nama dan jenis bahannya. Jika ada yang tertarik untuk membuatnya, biasanya mereka akan bertanya tentang resepnya.

Pesta atau Makan Bersama di Luar Sekolah
Pada momen tertentu, misalnya saat Halloween, Thanksgiving atau Natal secara sukarela ada yang mengadakan pesta atau makan bersama di luar sekolah, baik di restauran maupun di rumah salah seorang guru atau staf sekolah. Jika pesta dilakukan di salah satu rumah guru atau staf sekolah, setiap yang datang membawa makanan dan dimakan bersama.

Apresiasi Kepada Asisten Guru dan Staf Sekolah
Setiap bulan April guru membuat acara apresiasi kepada asisten guru dan staf sekolah dengan menyiapkan sarapan atau makan siang. Guru secara bergantian melayani asisten guru dan staf sekolah yang sedang sarapan atau makan siang.

Apresiasi Kepada Guru
Sedangkan setiap bulan Mei, gantian asisten guru dan staf sekolah membuat acara apresiasi kepada guru dengan menyiapkan sarapan atau makan siang. Asisten guru secara bergantian melayani guru yang sedang sarapan atau makan siang.

Selasa, 02 Juli 2019

Pendampingan ABK dengan Masalah Perilaku di Sekolah Amerika


yesfive.net
Anak berkebutuhan khusus (ABK) dengan masalah perilaku (behavior problem) banyak ditemui di sekolah Amerika. ABK dengan masalah perilaku bisa juga mengalami hambatan belajar. Hal ini bisa terjadi karena ABK dengan masalah perilaku sering meninggalkan kelas atau mudah terganggu emosinya sehingga ketinggalan pelajaran atau terjadi sebaliknya karena mereka mempunyai hambatan belajar sehingga menyebabkan atau mempengaruhi emosi dan masalah perilaku.

Berikut adalah pengalaman saya ketika mendampingi dan membantu ABK dengan masalah perilaku dan ada juga yang sekaligus mengalami hambatan belajar.

ABK dengan Masalah Perilaku
ABK dengan masalah perilaku ditandai dengan mudah tersinggung atau marah hanya dengan sedikit gangguan baik dari dalam diri anak tersebut maupun dari luar atau dengan kata lain kesulitan mengelola emosi. Gangguan dari dalam bisa berupa rasa tidak aman, tidak suka dengan orang lain (teman, guru), merasa tidak mampu mengerjakan tugas atau ujian, dan sebagainya. Sedangkan gangguan dari luar bisa berupa ejekan teman, tersenggol teman saat bermain, kalah dalam permainan, tidak bisa mengerjakan tugas atau tes, ditegur guru, dan sebagainya. Ketika marah, anak berkata kasar baik kepada teman atau guru, tidak mau mengerjakan tugas, lari dari kelas, merusak benda-benda di sekitar, berusaha melukai teman atau guru, berkelahi, dan sebagainya. Masalah perilaku ini sering terjadi, bahkan ada yang hampir setiap hari. Penyebab terjadinya masalah perilaku kebanyakan karena sering dikasari oleh orang dewasa khususnya di rumah dan ditinggal salah satu atau kedua orang tua ketika masih kecil (cerai, tidak tanggung jawab, meninggal) sehingga dirawat kakek-nenek atau orang lain.

Membuat Hubungan yang Baik
Hal pertama yang saya lakukan ketika mendampingi mereka adalah membuat hubungan pribadi yang baik. Saya mencoba mengenali kesukaannya, menyapa di manapun bertemu sambil tersenyum dan melakukan gerakan yang disukai (tos, high five, menepuk pundak), menanyakan keadaan, menanyakan kegiatan yang dilakukan saat akhir pekan, bercerita hobi, dan sebagainya. Bahkan ada anak yang suka dipijat punggungnya ketika mulai frustasi mengerjakan tugas agar rileks dan tidak jadi marah. Ada anak yang suka bermain kertas lipat saat istirahat. Ada juga anak yang mengajari saya cara pengucapan kata-kata yang benar sampai kata-kata slang.

Mendengarkan Jika Mereka Ingin Bercerita atau Menginginkan Sesuatu
Mendengarkan secara aktif ketika mereka ingin menceritakan sesuatu, baik kejadian atau kegiatan yang dialami atau emosi yang dirasakan dan ketika menginginkan sesuatu. Saya mencoba mengulangi dengan bahasa saya untuk memastikan saya memahami apa yang mereka ceritakan dan saya betul-betul mendengarkan. Ketika dia menceritakan tentang emosi atau masalah yang dihadapi, saya mencoba membantu mereka untuk mengenali emosi yang sedang dirasakan dan menemukan sendiri bagaimana cara menyelesaikan masalahnya. Ketika mereka menginginkan sesuatu, misalnya ingin menggunakan komputer kelas, meminjam buku atau meminta istirahat (break), saya mendorong agar mereka menyelesaikan tugasnya terlebih dahulu baru meminta ijin kepada guru. Jika saya diberi kewenangan untuk memberi ijin, saya akan mendorong juga agar menyelesaikan tugas terlebih dahulu baru memberikan mereka ijin.

Menunjukkan Bahwa Benar-benar Ingin Membantu
Ketika dalam situasi sulit, mereka sudah mulai marah, maka saya berusaha menunjukkan bahwa saya benar-benar ingin membantu baik dalam mengerjakan tugas maupun menyelesaikan masalah. Saya bilang bahwa tugas saya adalah membantu mereka agar bisa belajar dengan baik, supaya aman dan selamat.

Membantu Kemandirian dan Bersosialisasi dengan Teman
Ketika mendampingi mereka di kelas dan mereka mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas, saya mendorong untuk bertanya kepada guru atau meminta bantuan kepada siswa lain, sebelumnya saya sudah berbicara kepada beberapa siswa agar mau membantu mereka ketika bertanya. Jika tidak memungkinkan untuk bertanya kepada guru atau siswa lain, maka saya akan membantu dan mendorong untuk menyelesaikan tugas tersebut. Saya juga mendorong mereka agar mencari kelompok sendiri ketika tugas grup dan bermain bersama teman-temannya.

Membantu Sesuai dengan Kebutuhannya
Membantu mereka sesuai kebutuhannya, jika mereka mengalami masalah perilaku saja, maka ketika pembelajaran tidak perlu banyak dibantu tentang tugas dan kegiatan pembelajaran lainnya. Ketika mereka mengalami gangguan perilaku dan hambatan belajar, memang selain membantu mengendalikan emosi juga membantu saat mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran lainnya.

Berdiskusi dengan Guru Kelas dan Guru Pendidikan Khusus
Jika ada permasalahan yang timbul belum ada prosedur atau pembagian tugas penanganan, maka sesegara mungkin saya berkonsultasi dengan guru kelas dan guru pendidikan khusus agar masalah segera tertangani. Pada dasarnya tugas asisten guru memang melaksanakan apa yang sudah diprogramkan guru kelas dan atau guru pendidikan khusus.

Memberikan Waktu Istirahat (Break) Secara Berkala
Guru pendidikan khusus akan memberikan penjelasan tentang prosedur istirahat secara berkala kepada saya dan mereka. Biasanya mereka akan mendapatkan 2 kali istirahat di pagi hari dan 2 kali di siang hari. Mereka bisa mengambil waktu istirahat (5 atau 10 menit) ketika merasa frustasi atau capek. Tujuan istirahat ini untuk menjaga emosi (frustasi, capek, bosan) agar tidak meledak menjadi kemarahan. 

Mengajarkan Social Skills
Guru pendidikan khusus mengajarkan social skills kepada mereka secara berkelompok dari seluruh kelas parallel dengan waktu sekitar 30 menit sebelum mendapatkan reward time. Secara garis besar pelatihan social skills mengajari mereka mengenali jenis-jenis emosi, bagaimana mengungkapkan emosi yang dirasakan, mengenali penyebab timbulnya emosi tertentu dan cara menghindarinya. Tugas saya adalah mendampingi mereka ketika sedang kegiatan untuk memahami dan mengaplikasikan social skills yang sudah atau sedang dipelajari.

Memberi Sheet Target Harian
Guru pendidikan khusus akan memberikan sheet target harian yang harus mereka dicapai berkaitan dengan pengendalian dan pengungkapan emosi yang telah disepakati. Ketika mereka mencapai persentase atau level tertentu, maka mereka akan mendapatkan reward time.

Memberikan Reward Time
Reward time diberikan selama 15 menit setelah pembelajaran social skills sampai waktu pulang sekolah. Mereka akan mendapatkan kegiatan saat reward time sesuai dengan level yang dicapai. Kegiatan selama reward time sesuai dengan kesepakatan. Misalnya jika mereka mencapai level 3 mendapatkan kesempatan bermain dengan komputer. Jika mencapai level 4 dan 5 boleh bermain bebas di gymnasium. Jika mencapai level 5 di hari Jumat boleh bermain bebas dengan mengajak satu orang teman. Seringnya mereka bermain football (bukan sepakbola) atau basketball. Tugas saya memastikan mereka bermain dengan aman dan sering diminta ikut bermain bersama mereka.

Mengajak ke Ruang Intervensi Jika Mereka Tidak Bisa Mengendalikan Diri
Ketika mereka marah dan guru dan atau saya sudah berusaha membantu memecahkan masalah tetapi belum berhasil, maka saya mengajak mereka untuk menyelesaikan masalah di ruang intervensi. Di ruang intervensi ada staff yang lebih terlatih untuk membantu mereka mengekspresikan amarahnya dan calm down sampai siap kembali ke kelas untuk melanjutkan pelajaran. Dalam beberapa kasus, jika dirasa perlu guru kelas atau guru pendidikan khusus bisa meminta tolong intervensionist untuk mengajak siswa ke ruang intervensi.

Membawa ke Ruang Intervensi dengan Di-restrain
Jika ada siswa sangat marah dan melakukan tindakan merusak barang-barang di sekitar dan atau ingin melukai diri sendiri atau orang lain (siswa, guru, staf sekolah), maka upaya terakhir adalah membawanya ke ruang intervensi dengan cara direstrain. Restrain adalah cara membawa siswa dengan prosedur tertentu dengan membuat siswa tidak bisa banyak bergerak sehingga mudah dikendalikan oleh guru atau staf yang terlatih dan berlisensi. Saya sendiri jarang melakukan restrain karena saya selalu bilang ke mereka bahwa saya tidak suka melakukan restrain kepada mereka, biasanya jika sudah begitu mereka mau ke ruang intervensi dengan sukarela. Bagi mereka dibawa dengan cara restrain sangat tidak nyaman, kebanyakan mereka tidak mau hal tersebut.

Menyapa Ketika Sudah Kembali ke Kelas dari Ruang Intervensi
Ketika mereka sudah kembali ke ruang kelas, guru dan saya menyapa mereka dan mengucapkan bahwa kami senang mereka siap kembali untuk melanjutkan pelajaran. Mereka merasa diterima kembali walaupun sebelumnya membuat tindakan yang bisa membahayakan diri sendiri maupun orang lain.