Pengalaman, Opini, dan Harapan

Tulisan Terbaru

Total Tayangan Halaman

Cari Blog Ini

Translate

Pages

PENULIS

Foto Saya
Mantan guru di SD Muh. Condongcatur, Yogyakarta, sekarang asisten guru di Becker Elementary School, Iowa, Amerika.

Tulisan Pilihan

Mengapa Guru di Amerika Mengajarkan Beberapa Cara untuk Menyelesaikan Soal Matematika?

Siswa di Amerika diajari oleh guru dengan beberapa cara untuk menyelesaikan soal Matematika, tidak hanya cara yang dianggap guru paling ...

Popular Posts

Minggu, 31 Desember 2017

Pembelajaran Matematika Penjumlahan di SD Amerika


Seperti halnya mata pelajaran Menulis dan Membaca, Matematika juga merupakan mata pelajaran pokok di sekolah dasar Amerika. Mendampingi siswa dalam pembelajaran matematika khususnya penjumlahan memberikan pemahaman baru buat saya tentang menghargai perbedaan cara menjawab soal dan memahami tingkat kemampuan berfikir siswa. Hal ini karena setiap siswa mempunyai cara terbaik yang dikuasai untuk menyelesaikan soal penjumlahan disesuaikan dengan kemampuan berfikir siswa. Berikut ini beberapa cara penjumlahan yang saya temui di kelas 4:

Ilustrasi soal: Anto mempunyai 257 buku bacaan, ibunya membelikan buku bacaan bekas sebanyak 114 karena sedang obral. Berapa jumlah semua buku yang dimiliki Anto sekarang?

Cara 1 (Algoritma):

     1   (menyimpan 10)
   257
+114
  371 

Cara 2 (memecah angka):

200 + 100 = 300 (ratusan)
  50 + 10 =   60 (puluhan)
    7 + 4 =   11 (satuan)
300 + 60 + 11 = 371

atau

250 + 110 = 360
7 + 4 =   11
360 + 11 = 371

Cara 3 (penjumlahan vertikal):

  257
+114
     11 (satuan)
     60 (puluan)
 +300 (ratusan)
   371

atau

  257
+114
  300 (ratusan)
    60 (puluhan)
  +11 (satuan)
  371

Cara 4 (garis):

257 + 10 + 10 + 10 +10 +10 +10 +10 +10 + 10 + 10 +10 + 4 = 371

         +10   +10  +10  +10  +10   +10   +10   +10  +10   +10  +10   +4
<----|------|------|------|------|------|------|------|------|------|------|------|-----|---->
     257   267  277   287   297   307  317   327   337   347   357   367 371

atau

257 + 100 + 10 + 4 = 371

         +100               +10   +4
<----|-----------------|------|----|---->
     257                 357   367 371

atau

257 + 4 + 10 + 100 = 371

         +4   +10     +100
<----|-----|--------|--------------|---->
     257 261      271             371

Visualisasi dengan tulisan tangan
Cara 5 (membulatkan angka):

257 + 3      = 260 (ditambah 3)
260 + 100 = 360
360 + 14    = 374
374 - 3       = 371 (hasil dikurangi 3)

Catatan: mohon maaf angka-angka di keterangan garis tidak pas tempatnya, saya sudah berusaha tetapi belum berhasil. Angka-angka sudah pas pada tempatnya sebelum dipublish.

Baca juga tulisan tentang: Pembelajaran Menulis Teks Non Fiksi di SD Amerika

Jumat, 29 Desember 2017

Pembelajaran Menulis Teks Non Fiksi di SD Amerika


Pembelajaran menulis teks non fiksi yang dilakukan di kelas 4 yang saya dampingi berkaitan dengan pelajaran social studies (IPS) dengan tema "American Revolution". Sehingga antara pelajaran menulis dan IPS bisa dipadukan/diselaraskan. Tahapan pembelajarannya sebagai berikut:

Materi menulis ditempel di papan
Membaca Teks
Siswa membaca teks yang diberikan guru tentang American Revolution yang terdiri dari beberapa chapter/bagian antara lain: Stamp Act, Townshend Acts, Boston Massacre, Boston Tea Party, The Battle of Lexington, dan The Battle of Saratoga. Membaca teks dilakukan dengan dua cara, yaitu membaca nyaring bergantian beberapa siswa dengan sukarela dan membaca sendiri-sendiri tanpa suara per bagian.

Diskusi Kelas
Setelah selesai membaca per bagian dilanjutkan diskusi kelas tentang apa nama kejadian (what), siapa yang terlibat (who), di mana terjadinya (where), kapan terjadi (when), mengapa peristiwa itu terjadi (why), dan bagaimana kejadiannya dan dampaknya (how) serta apa yang bisa kita pelajari dari peristiwa tersebut.

Mencari dan Membaca Teks Lain
Siswa diberi tugas untuk mencari dan membaca teks lain tentang bagian-bagian American Revolution dari tulisan di internet maupun di buku. Agar siswa fokus pada tema yang dipelajari, guru memberikan alternatif link website yang sebelumnya sudah dicek. Sekolah menyediakan cromebook sebanyak lebih dari jumlah siswa 2 kelas yang bisa dipinjam untuk pembelajaran di kelas. Siswa bisa meminjam buku di perpustakaan kelas maupun perpustakaan sekolah. Siswa mencatat tentang bagian-bagian American Revolution dengan kaidah 5W + 1H menggabungkan dari beberapa tulisan.

Membuat Perencanaan Pembuatan Teks
Siswa diberi tugas membuat teks non fiksi tentang bagian-bagian American Revolution menggunakan bahasa sendiri. Sebelum menulis teks siswa membuat perencanaan penulisan dengan berpedoman pada kaidah 5W + 1H.

Menulis dan Mengedit Teks
Kegiatan selanjutnya adalah menulis teks tentang bagian-bagian Revolusi Amerika. Di sela-sela menulis siswa mengedit teks baik pilihan kata maupun isinya per paragraf.

Membacakan Teks di Depan Guru
Setelah teks selesai, siswa akan membacakannya di depan guru dan atau guru membaca teks siswa satu per satu dalam kelompok kecil. Guru akan memberikan masukan atau koreksi baik dari teknis menulis maupun isi teks.

Mengedit Teks
Tahap selanjutnya adalah mengedit teks berdasarkan masukan dan koreksi dari guru.

Mempublikasikan Teks
Siswa menulis teks dengan tulisan yang rapi dari hasil editan terakhir kemudian diserahkan kepada guru untuk dinilai dan hasilnya dilaporkan kepada orang tua pada saat Parent-Teacher Conferences (semacam rapotan).

Baca juga tulisan tentang: Pembelajaran Menulis Cerita Fiksi di SD Amerika

Selasa, 26 Desember 2017

Pembelajaran Menulis Cerita Fiksi di SD Amerika


Pembelajaran menulis di SD Amerika merupakan salah satu mata pelajaran pokok selain Matematika dan Membaca. Pengalaman saya mendampingi siswa belajar menulis di kelas ada beberapa hal yang menjadi catatan menarik. Saya mendampingi siswa kelas 4 triwulan pertama dan setengah triwulan kedua (Agustus sampai Desember 2017) ada empat materi menulis, yaitu menulis cerita fiksi, tulisan non fiksi, membuat ringkasan cerita fiksi, dan membuat ringkasan bacaan non fiksi.

Tahapan Menulis Cerita Fiksi
Pembelajaran Bahasa Inggris
Sebelum memulai materi menulis dan juga di sela-sela praktik menulis siswa belajar tentang beberapa materi bahasa Inggris seperti: tanda baca (titik, koma, tanda seru, titik dua, tanda petik), tema cerita, karakter tokoh cerita, latar cerita, alur cerita, dan majas. Pembelajaran bahasa Inggris juga dikaitkan dengan pembelajaran membaca yang dilakukan dengan berbagai metode seperti: menemukan tanda baca di buku cerita kemudian didiskusikan kegunaannya dengan melihat polanya, praktik membuat majas dengan kata-kata yang disiapkan guru, dan mengidentifikasi tema dan latar sebuah cerita. Antara pelajaran membaca, menulis, dan bahasa Inggris merupakan satu kesatuan yang saling terkait. Catatan-catatan materi pembelajaran pada kertas besar di tempel di dinding kelas agar siswa bisa melihat kembali dengan mudah, tentu saja juga siswa diberi kesempatan untuk menulis catatan materi pelajaran. Bahkan siswa juga diminta menuliskan tentang materi pelajaran yang ditemukan saat membaca cerita pada kertas rekat (sticky note) kemudian ditempelkan pada kertas catatan materi pelajaran.

Materi ditempel di dinding kelas
Mencari Ide Cerita
Mencari ide cerita dimulai dari kejadian yang pernah dialami tetapi berkesan bagi siswa, misalnya ada siswa yang mendapatkan ide cerita dari pengalamannya memelihara kucing. Siswa kemudian akan membuat cerita fiksi tentang kucing.

Membuat Perencanaan Cerita
Guru membacakan sebuah cerita kemudian diskusi tentang tokoh, karakter tokoh, latar, dan alur cerita kemudian membuat catatan dan contoh yang berkaitan dengan perencanaan cerita. Siswa kemudian akan membuat rencana ceritanya tentang tokoh cerita, latar cerita, dan alur cerita (prolog, mulai timbul masalah, masalah semakin berkembang, puncak masalah, mencari solusi untuk mengatasi masalah, masalah terselesaikan, epilog).

Menulis Cerita
Guru memeriksa perencanaan cerita yang dibuat siswa, jika perencaan siswa sudah sesuai yang diharapkan kemudian dilanjutkan dengan menulis cerita. Menulis cerita bisa beberapa kali pertemuan dan berbeda-beda waktunya setiap siswa. Sambil menulis siswa menggunakan kamus atau bertanya kepada siswa lain dan atau guru/asisten guru untuk memastikan penulisan kata yang benar. Siswa juga mengedit setiap paragraf yang sudah ditulis, baik tentang pemilihan kata maupun isi cerita.

Mengedit Cerita
Setelah siswa menulis cerita sekitar 2 sampai 5 halaman kemudian tulisan diedit lagi. Jika siswa merasa tulisannya sudah bagus kemudian dibacakan di depan guru dan atau dibaca guru. Guru akan memberi masukan dan catatan baik tentang cerita maupun teknis menulis.

Mempublikasikan Cerita
Tahap selanjutnya adalah mempublikasikan cerita. Mempublikasikan cerita adalah menulis cerita yang dianggap sudah bagus di kertas dengan tulisan rapi dan dikumpulkan untuk dinilai guru sebagai laporan kepada orang tua.

Untuk pembelajaran menulis cerita non fiksi dan membuat ringkasan akan saya tulis dalam tulisan berbeda.

Baca juga tulisan tentang: Mata Pelajaran dan Jadwal Pelajaran SD di Amerika

Sabtu, 23 Desember 2017

Pentingnya Peran Guru Pendidikan Khusus di Sekolah Dasar Amerika


Tulisan ini berdasarkan buku "The Paraprofessional's Handbook for Effective Support in Inclusive Classrooms" karya Julie Causton-Theoharis, "Including Students with Special Needs, A Practical Guide for Classroom Teachers" karya Marilyn Friend dan William D. Bursuck, dan pengalaman saya sebagai asisten guru di sebuah sekolah dasar Amerika.

Buku 1
Buku 2
Sekolah Inklusi
Sekolah inklusi menekankan semua siswa dengan apapun keadaan dan kebutuhannya bisa belajar bersama di sekolah reguler. Sekolah inklusi di Amerika merupakan amanat dari undang-undang the Individual with Disabilities Education Improvement Act (IDEA) 2004. Undang-undang ini mengamanatkan bahwa semua anak berkebutuhan khusus dijamin bisa bersekolah dan mendapatkan layanan yang dibutuhkan di sekolah publik. Dengan demikian hampir semua sekolah publik khususnya sekolah dasar di Amerika merupakan sekolah inklusi.

Ciri-ciri Sekolah Inklusi
Proporsi Alami
Jumlah siswa berkebutuhan khusus di setiap kelas menunjukkan proporsi alami di masyarakat (tidak lebih dari 12%).
Tim Mengajar
Setiap kelas diajar oleh guru kelas dan guru pendidikan khusus serta bisa ditambah asisten guru jika dibutuhkan.
Komunitas Belajar
Semua siswa merasa berada dalam komunitas belajar yang mana bisa saling membantu antar siswa dan dengan guru kelas maupun guru pendidikan khusus serta asisten guru.
Menghargai Perbedaan
Setiap siswa mempunyai kemampuan akademik, keadaan sosial, dan perilaku yang berbeda. Semua siswa mempunyai tujuan/target belajar yang sama tetapi berbeda-beda cara dalam mencapainya sesuai potensi dan kebutuhannya.
Pembelajaran Aktif
Siswa aktif berperan dalam pembelajaran: berpendapat, membantu teman, maju ke depan kelas, bekerja kelompok, dan praktik.
Siswa Berkebutuhan Khusus Tidak Belajar di Ruang Khusus
Sebisa mungkin siswa berkebutuhan khusus tetap belajar di kelas bersama siswa lainnya, guru pendidikan khusus, asisten guru, dan staf lain bisa membantu siswa tetap di kelas. Tetapi jika memang diperlukan siswa berkebutuhan khusus bisa belajar di ruang khusus dengan pertimbangan keefektifan layanan dan lebih fokus.

Peran Penting Guru Pendidikan Khusus
Dengan adanya siswa berkebutuhan khusus di kelas regular membutuhkan layanan yang berbeda dengan siswa lainnya. Bekerjasama dengan guru kelas dan asisten guru serta staf lain guru pendidikan khusus bertanggung jawab memberikan layanan berupa akomodasi dan modifikasi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa berkebutuhan khusus. Guru pendidikan khusus juga bertanggung jawab untuk memecahkan masalah siswa berkebutuhan khusus yang muncul di kelas, mengevaluasi layanan, dan mengkomunikasikan perkembangan siswa dengan tim.
Akomodasi adalah penyesuaian cara siswa menerima informasi dan belajar. Akomodasi bisa berupa penyesuaian strategi pembelajaran, waktu dan penjadwalan, lingkungan, dan alat bantu.
Modifikasi adalah penyesuaian apa yang diharapkan dicapai siswa dalam pembelajaran. Modifikasi bertujuan agar siswa berkebutuhan khusus mempunyai kesempatan berpartisipasi dalam pembelajaran dan pengalaman pembelajaran bersama siswa yang lain tetapi dengan target capaian yang berbeda sesuai dengan kemampuannya. Bentuk modifikasi antara lain penyesuaian dalam tingkat capaian pembelajaran dan materi pelajaran.

Dampak Sekolah Inklusi
Bagi Siswa
Banyak penelitian yang membuktikan siswa berkebutuhan khusus yang sekolah di sekolah reguler mendapatkan banyak manfaat antara lain: mencapai prestasi akademik yang lebih tinggi, lebih termotivasi untuk belajar dan berprestasi, dan lebih senang belajar bersama teman sebaya.
Bagi Orang Tua
Kebanyakan orang tua menyambut positif pendidikan khusus di sekolah sekolah reguler. Mereka mempunyai keyakinan dengan belajar bersama siswa berkebutuhan siswa bisa meningkatkan motivasi belajar dan keterampilan sosial. Penelitian menunjukkan siswa yang mempunyai teman siswa berkebutuhan khusus merasa lebih bersyukur dan mau membantu mereka misalnya menjadi teman bermain di play ground dan saat makan siang.
Bagi Guru
Dari hasil penelitian mengungkap bahwa guru dan administrator (kepala sekolah dan wakil kepala sekolah/lead teacher) memandang positif tentang pendidikan inklusi tetapi di sisi lain mereka harus menyiapkan dan melakukan akomodasi dan modifikasi pembelajaran yang tentu saja menambah beban kerja. Dengan adanya guru pendidikan khusus dan asisten guru serta staf yang lain banyak membantu melayani siswa berkebutuhan khusus.

Baca juga tulisan tentang: Semua Kelas dan Sekolah Publik di Amerika Inklusi?