Pengalaman, Opini, dan Harapan

Tulisan Terbaru

Total Tayangan Halaman

Cari Blog Ini

Translate

Pages

PENULIS

Foto Saya
Mantan guru di SD Muh. Condongcatur, Yogyakarta, sekarang asisten guru di Becker Elementary School, Iowa, Amerika.

Tulisan Pilihan

Mengapa Guru di Amerika Mengajarkan Beberapa Cara untuk Menyelesaikan Soal Matematika?

Siswa di Amerika diajari oleh guru dengan beberapa cara untuk menyelesaikan soal Matematika, tidak hanya cara yang dianggap guru paling ...

Popular Posts

Sabtu, 17 Agustus 2013

Rejeki Penjual Ketupat Lebaran


krjogja.com
Hari Raya Idul Fitri atau lebih dikenal dengan lebaran identik dengan opor ayam ketupat. Opor ayam ketupat merupakan hidangan wajib saat lebaran. Rasanya lebaran belum lengkap kalau belum menyantap opor ayam ketupat. Setiap keluarga khususnya di Jawa selalu menyiapkan opor ayam ketupat sebagai hidangan spesial lebaran. Bahkan ketupat sendiri merupakan simbol lebaran. Tulisan ucapan selamat lebaran atau selamat Hari Raya Idul Fitri pasti ada gambar ketupatnya.

Menurut sejarah, ketupat diperkenalkan pertama kali oleh Sunan Kalijaga pada masyarakat Jawa. Beliau membudayakan dua kali bakda, yaitu Bakda Lebaran dan Bakda Kupat. Bakda Kupat atau Bakda Ketupat dimulai seminggu setelah Bakda Lebaran. Pada Bakda Ketupat, di Pulau Jawa pada waktu itu hampir setiap rumah membuat ketupat. Setelah nasi ketupat dimasak kemudian diantarkan kepada kerabat atau saudara yang lebih tua. Kebiasaan ini menunjukkan kebersamaan dan jalinan silaturahmi yang kuat pada masyarakat Jawa.

Sedangkan makna ketupat yang dalam bahasa Jawa disebut kupat berasal dari akronim kata “ngaku lepat” (mengakui kesalahan). Menurut ajaran agama Islam setelah seorang muslim menjalankan puasa Ramadhan, semua dosa terhadap Allah telah diampuni, tetapi dosa kepada sesama manusia belum diampuni Allah sampai saling memohon maaf. Dengan demikian pada saat lebaran adalah waktu yang dianggap tepat untuk silaturahmi, mengakui kesalahan, dan saling memohon maaf.

Karena di kota sulit menemukan daun kelapa muda (janur) sebagai bahan untuk membuat ketupat dan juga karena alasan praktis tidak usah repot-repot mengayam ketupat, banyak ibu-ibu yang membeli ketupat di pasar. Peluang ini dimanfaatkan untuk mengais rejeki oleh beberapa warga dari desa untuk menjual ketupat di pasar-pasar kota. Di desa-desa masih banyak terdapat pohon kelapa yang daun mudanya diambil sebagai bahan untuk membuat ketupat.

Penjual ketupat di kota Yogyakarta menjelang lebaran beberapa waktu yang lalu menggelar dagangannya di beberapa tempat, antara lain di pasar Sentul Pakualaman, Demangan Sleman, Giwangan Umbulharjo, dan Beringharjo. Para penjual ketupat ini menggelar dagangannya sejak dua hari sebelum lebaran. Jumlah penjual di tempat bisa mencapai puluhan sampai ratusan setiap harinya. Mereka berasal dari desa-desa sekitar Yogyakarta seperti Dlingo Bantul, Sewon Bantul, Gamping Sleman, dan Magelang Jawa Tengah. Para penjual ketupat ini banyak yang tahun-tahun sebelumnya sudah merupakan penjual ketupat khusus menjelang lebaran, ada juga yang merupakan penjual baru. Hal ini membuat persaingan semakin ketat. Akan tetapi karena pembeli pun lebih banyak mereka tidak khawatir pendapatannya akan menurun.

Seikat ketupat dengan jumlah lima sampai sepuluh buah ketupat dijual dengan harga Rp 4.000,00 sampai Rp 6.000,00. Dalam sehari rata-rata penjual bisa menjual ketupat sebanyak 400 sampai 500 ikat. Tahun ini pembeli lebih banyak karena tahun lalu penjual hanya bisa menjual sekitar 250 ikat per hari. Dengan keuntungan Rp 500,00 per ikat, penjual bisa mendapatkan keuntungan Rp 200.000,00 sampai Rp 250.000,00 per hari. Mereka hanya bisa berjualan selama dua hari, sehingga pendapatan mereka selama berjualan ketupat bisa mencapai Rp 400.000,00 sampai Rp 500.000,00.

Para penjual ketupat mengaku dengan pendapatan sebesar itu sudah lumayan untuk menambah uang belanja kebutuhan menghadapi lebaran. Kebanyakan mereka bekerja sehari-hari sebagai buruh atau petani, sehingga dengan pendapatan mereka dari berjualan ketupat dirasa cukup besar. Mereka bisa membelikan baju baru untuk anak-anak dan hidangan lebaran. Rejeki lebaran untuk penjual ketupat.

Referensi

www.kr.jogja.com

www.jogja.tribunnews.com

0 comments:

Posting Komentar