Pengalaman, Opini, dan Harapan

Tulisan Terbaru

Total Tayangan Halaman

Cari Blog Ini

Translate

Pages

PENULIS

Foto Saya
Mantan guru di SD Muh. Condongcatur, Yogyakarta, sekarang asisten guru di Becker Elementary School, Iowa, Amerika.

Tulisan Pilihan

Mengapa Guru di Amerika Mengajarkan Beberapa Cara untuk Menyelesaikan Soal Matematika?

Siswa di Amerika diajari oleh guru dengan beberapa cara untuk menyelesaikan soal Matematika, tidak hanya cara yang dianggap guru paling ...

Popular Posts

Selasa, 18 Oktober 2016

Perjalanan ke Amerika


The U.S. Capitol Building (aoc.gov)
Persiapan Sebelum Keberangkatan
Seminggu sebelum keberangkatan ke AS kami sudah packing barang-barang yang akan dibawa dan mengecek kembali dokumen yang diperlukan. Barang yang kami bawa antara lain baju, sepatu, sandal jepit, alat mandi, obat-obatan, laptop, HP, bumbu masak, resep masakan instan, biji sayuran, mainan anak-anak, dan beberapa buku. Saya membuat daftar dokumen yang harus dipersiapkan agar tidak ada yang ketinggalan.

Dokumen yang saya bawa antara lain paspor, ijazah dan transkrip nilai, akta kelahiran anak-anak, kartu keluarga, KTP, buku imunisasi, NPWP, ATM, dan SIM. Paspor yang di dalamnya ditempel visa tentu saja berguna sebagai identitas diri untuk masuk ke dan tinggal di AS. Ijazah dan transkrip nilai disertai salinan berbahasa Inggris saya bawa untuk persiapan jika memungkinkan studi lanjut di AS. Akta nikah dan kartu keluarga digunakan sebagai dokumen pelengkap saat pemeriksaan di imigrasi. Akta kelahiran anak dan buku imunisasi berguna untuk persyaratan masuk sekolah di AS. NPWP hanya untuk jaga-jaga jika diperlukan. ATM diperlukan saat membutuhkan uang selama di bandara Yogyakarta dan Jakarta. Sedangkan SIM untuk jaga-jaga jika diperbolehkan digunakan di AS.

Baju yang kami bawa tidak banyak, masing-masing hanya sekitar 6-12 stel dan jaket. Baju-baju tersebut hanya bisa digunakan selama musim panas dan awal musim gugur. Saat pertengahan musim gugur kami harus mulai berganti dengan pakaian hangat. Istri sudah mempersiapkan beberapa baju hangat di AS. Jaket sekalian dipakai dalam perjalanan. Kami minimalisir membawa barang agar mudah dalam perjalanan karena membawa dua anak yang masih kecil.

Kami hanya membawa masing-masing satu sepatu yang dipakai dalam perjalanan. Tidak lupa sandal jepit yang praktis digunakan terutama saat musim panas. Sepatu dari Indonesia hanya bisa digunakan saat musim panas, musim gugur, dan musim semi. Pada saat musim dingin kami harus mengganti dengan sepatu boot yang hangat.

Untuk persiapan minggu pertama di AS saya membawa alat mandi khususnya untuk anak-anak dari rumah. Alat mandi yang saya bawa antara lain handuk, sabun mandi, pasta gigi, dan sampo. Semua alat mandi dalam kemasan kecil atau sedang.

Kami membawa obat-obatan dengan kategori bebas dibeli di apotik seperti obat diare, minyak kayu putih, minyak tawon, safecare, vitamin, penambah darah, dan pelembab kulit. Kami membawa obat-obat tersebut untuk menjaga kesehatan dan mengatasi penyakit-penyakit ringan.

Saya membawa MacBook jadul, sedangkan istri membawa laptop Dell yang OS dan office-nya original. Kami sengaja membawa MacBook dan Dell yang merupakan produk AS agar jika ada kerusakan atau membutuhkan sparepart lebih mudah. Dengan membawa MacBook dan Dell dengan OS dan office original kami berharap tidak ada kendala jika ada pemeriksaan di imigrasi.

Kami membawa HP yang bisa tersambung dengan wifi agar bisa komunikasi di bandara dan selama di AS. Di apartemen kami nanti ada fasilitas wifi, sehingga tidak perlu membeli paket data internet.

Simbok dan adik saya kami minta membelikan berbagai bumbu masakan kering yang diplastik kecil-kecil. Rencananya kami di AS tetap makan makanan Indonesia sehingga membawa bumbu kering dan resep makanan instan. Kami juga membawa beberapa biji sayuran kering untuk ditanam di halaman apartemen.

Untuk kegiatan awal libur musim panas sebelum anak-anak sekolah kami siapkan mainan dari rumah. Karena mainan di AS mahal, kami membawa beberapa mainan kesukaan anak-anak.

Penerbangan ke Jakarta
Senin, 6 Juni 2015 tepat hari pertama puasa Ramadhan kami berangkat ke AS. Untuk penerbangan ke Jakarta kami menggunakan pesawat Garuda. Kami berangkat dari rumah sekitar pukul 16.00 karena pesawat berangkat sekitar pukul 19.00. Sekitar pukul 20.00 kami sampai di bandara Soekarno Hatta.

Transit di Bandara Soetta, Jakarta
Kami punya waktu sekitar 4 jam untuk persiapan check in penerbangan ke Qatar dan pemeriksaan di imigrasi. Kami menggunakan jasa petugas porter untuk membawa koper menuju bagian check in pesawat Qatar. Kami harus menunggu sampai sekitar pukul 23.00 untuk bisa check in. Setelah check in kemudian kami menuju ke bagian imigrasi untuk pemeriksaan. Tidak banyak antrian di bagian imigrasi dan pemeriksaan pun berjalan lancar dan cepat. Kemudian kami menunggu di ruang transit. Sebelum masuk ruang transit ada pemeriksaan petugas security. Kami tidak boleh membawa minuman botol, harus melepas ikat pinggang dan jam tangan.

Penerbangan ke Doha, Qatar
Kami terbang ke Qatar menggunakan pesawat Qatar Airways. Berangkat dari Bandara Soetta pukul 00.20 WIB. Fasilitas di kelas ekonomi bagus, tempat duduk cukup longgar, pramugari ramah dan selalu siap membantu, bantal, selimut, peralatan mandi, penutup telingan, TV, dan makanan lumayan enak. Setelah pesawat terbang dengan kecepatan stabil kami diberi makan malam. Dua jam sebelum pesawat mendarat kami diberi sarapan. Setelah terbang sekitar 8 jam kami sampai di Bandara Hammad, Doha, Qatar sekitar pukul 05.00 pagi waktu setempat. Segera kami ke ruang transit untuk mengurus penerbangan selanjutnya.

Transit di Bandara Hammad, Doha
Sebelum mengurus transfer penerbangan ke Chicago, kami sholat subuh dulu di mushola dekat ruang transit. Setelah sholat subuh kami makan snack dan minum di dekat mushola, sambil merasakan hangatnya matahari pagi di tanah Arab. Selanjutnya kami mengurus penerbangan selanjutnya. Terlihat antrian panjang di bagian transfer penerbangan. Kami pun segera mengikuti antrian. Setelah selesai kami mencari arena bermain buat anak-anak. Kami masih mempunyai waktu sekitar 2 jam untuk anak-anak bermain dan pemeriksaan di imigrasi. Setelah anak-anak puas bermain kami segera ke bagian imigrasi. Pemeriksaan sekuriti di bagian imigrasi lebih ketat dari pemeriksaan-pemeriksaan sebelumnya. Selain harus melepas ikat pinggang dan jam tangan kami juga harus melepas sepatu dan mengeluarkan laptop dari tas.

Penerbangan ke Chicago, AS
Kami terbang ke Chicago, AS dengan pesawat Qatar Airways sekitar pukul 10.00 waktu Qatar. Ini merupakan penerbangan panjang, sekitar 12 jam. Fasilitas di pesawat hampir sama dengan penerbangan dari Jakarta ke Qatar. Setelah makan siang semua lampu dimatikan, saatnya tidur siang. Kami bingung waktu sholat Dhuhur dan Asar karena waktu bukannya maju tetapi tetap atau bahkan mundur. Kami memutuskan menggunakan waktu Qatar untuk sholat jamak Dhuhur dan Asar. Walaupun belum malam kami mendapatkan makan malam setelah sekitar 5 jam penerbangan. Saya hanya tertidur sebentar, selebihnya terjaga sewaktu-waktu anak saya ingin ke toilet. Saya menggunakan fasilitas TV untuk menonton film yang berkisah tentang seorang anak yang tinggal di pengunungan, kemudian dibawa ke kota untuk diasuh oleh keluarga yang kaya. Di keluarga tersebut dia mempunyai teman anak orang kaya dan bisa bersekolah. Kami mendapat makan lagi 2 jam sebelum sampai di bandara O'Hare Chicago. Tidak tahu ini makan siang atau makan malam atau sarapan karena masih siang walaupun sudah penerbangan selama sekitar 10 jam. Sebelum mendarat di Chicago kami diminta mengisi declare form. Kami tiba di Chicago sekitar pukul 14.00 waktu setempat.

Transit di Bandara O'Hare, Chicago
Alhamdulillah, akhirnya kami menginjakkan kaki di AS. Kami segera menuju bagian imigrasi untuk pengecekan dokumen. Sudah terlihat antrian panjang di depan loket. Ada beberapa loket yang dibatasi dengan penyekat. Kami menuju salah satu loket untuk antri. Tidak lama setelah antri, tiba-tiba datang petugas membawa anjing yang mendekati anak-anak yang membawa pisang. Anjing pun menyalak ke arah anak tersebut. Pisang pun diberikan kepada petugas. Kami ingat kami juga masih membawa satu apel di tas. Segera kami ambil apel dan diberikan kepada petugas agar anjing tidak menyalak ke kami. Petugas memberi tanda sesuatu di declare form kami. Agak lama antrian di loket kami. Tibalah giliran kami diperiksa. Semua dokumen yang dibutuhkan kami serahkan. Dokumen saya ditahan petugas dan diminta mengikuti ke bagian pemeriksaan lanjutan. Kami mulai was-was, jangan-jangan ada masalah dengan dokumen saya. Kami dipersilakan menunggu sampai ada petugas yang memberitahu informasi selanjutnya. Kami mulai gelisah karena sudah lebih dari satu jam belum ada konfirmasi dari petugas. Kami hanya mempunyai waktu 2 jam untuk transit di Chicago. Akhirnya sekitar pukul 15.30 kami diperbolehkan melanjutkan penerbangan ke Bandara Cedar Rapids, Iowa. Dengan waktu yang tersisa kami segera mencari koper-koper dan membawa ke bagian check in pesawat American Airlines (AA). Setelah itu kami cepat-cepat naik kereta bandara menuju ke terminal penerbangan lokal. Kembali ada pemeriksaan oleh petugas sekuriti. Sama seperti pemeriksaan sebelumnya, sepatu, jam tangan, dan sabuk harus dilepas. Laptop dan tablet harus dikeluarkan dari tas. Setelah itu kami segera ke ruang transit pesawat AA. Sesampainya di gate penerbangan ke Cedar Rapids, petugas mengatakan pesawat baru saja take off. Lemas rasanya kaki, selain capek juga bingung. Tetapi petugas mengatakan bahwa kami bisa naik pesawat untuk penerbangan selanjutnya pada pukul 20.00 jika ada kursi yang kosong. Kami akan diberitahu sekitar setengah jam sebelum pesawat berangkat. Ternyata ada satu orang penumpang lain yang juga ketinggalan pesawat. Alhamdulillah, petugas mengatakan ada 5 kursi yang kosong, pas dengan jumlah kami berempat dan satu lagi untuk penumpang yang lain. Segera kami menghubungi teman yang akan menjemput di Bandara Cedar Rapids. Mereka pun mau menunggu sampai sekitar pukul 21.00.

Penerbangan ke Cedar Rapids, Iowa
Setelah petugas memastikan bahwa kami bisa terbang ke Cedar Rapids, kami diminta segera check in setelah semua penumpang masuk ke pesawat. Setelah check in kami dipersilakan masuk ke pesawat. Pesawat AA ternyata sangat berbeda dengan pesawat-pesawat yang digunakan di Indonesia. Pesawatnya kecil tapi panjang dengan 3 seat di kanan dan 1 seat di kiri. Bagi orang Amerika menurut saya tidak nyaman karena atap cukup rendah dan tempat duduk kecil.


Dijemput Keluarga Indonesia di Bandara Cedar Rapids
Perjalanan menuju Cedar Rapids ditempuh sekitar satu jam. Sekitar pukul 21.00 kami tiba di Bandara Cedar Rapids. Cukup lengang suasana di dalam bandara. Kami segera ke ruang bagasi untuk mengambil koper. Dua keluarga yang tinggal di Cedar Rapids dan Cedar Falls menjemput kami. Sekarang mereka adalah keluarga kami.

Perjalanan ke Cedar Falls
Perjalanan ke Cedar Falls menggunakan mobil sekitar satu jam. Kami menggunakan jalan highway yang merupakan jalan penghubung antar city atau state. Kanan kiri jalan merupakan perkebunan jagung, jarang melewati pemukiman penduduk. Dalam perjalanan kami bercerita tentang keadaan Indonesia dan kehidupan di Iowa.

Malam Pertama di Cedar Falls
Sebelum diantar ke apartemen, kami mampir dulu ke rumah teman di Cedar Falls. Ternyata sudah disiapkan menu makanan khas Indonesia, ada rendang, mie ayam, sambel, kerupuk. Anak-anak yang di pesawat kurang selera makan dengan lahapnya makan malam. Setelah makan malam kami diantar ke apartemen. Sekitar pukul 23.00 kami sampai di apartemen. Tidak lama kemudian teman yang mengantarkan pulang ke rumah. Kami segera beres-beres barang bawaan dan apartemen agar bisa digunakan untuk istirahat. Tetapi rupanya anak-anak jet lag. Mereka masih ingin bermain karena belum mengantuk. Pukul 02.00 dini hari kami baru bisa tidur. Malam pertama kami di AS.

0 comments:

Posting Komentar