Pengalaman, Opini, dan Harapan

Tulisan Terbaru

Total Tayangan Halaman

Cari Blog Ini

Translate

Pages

PENULIS

Foto Saya
Mantan guru di SD Muh. Condongcatur, Yogyakarta, sekarang asisten guru di Becker Elementary School, Iowa, Amerika.

Tulisan Pilihan

Mengapa Guru di Amerika Mengajarkan Beberapa Cara untuk Menyelesaikan Soal Matematika?

Siswa di Amerika diajari oleh guru dengan beberapa cara untuk menyelesaikan soal Matematika, tidak hanya cara yang dianggap guru paling ...

Popular Posts

Kamis, 13 Oktober 2016

Persiapan ke Amerika


Iowa State Capitol (das.iowa.gov)
Tahun 2015 istri saya mendapatkan beasiswa Fulbright Dikti kuliah S3 di University of Northern Iowa (UNI), Iowa, Amerika Serikat. Mendapatkan beasiswa kuliah di AS membuat kami senang dan bersyukur tetapi juga sedih. Bersyukur karena cita-cita istri untuk kuliah di luar negeri akhirnya dengan susah payah bisa dicapai. Sedihnya karena kami sekeluarga tidak bisa bersamaan berangkat ke AS. Istri berangkat duluan bulan Juni 2015 saat pertengahan puasa, sedangkan saya dan anak-anak akan dijemput satu tahun kemudian.

Selama satu tahun menunggu di Indonesia kami mempersiapkan berbagai hal berkaitan dengan dokumen dan persyaratan pembuatan visa, seperti paspor, imunisasi anak-anak, menerjemahkan dokumen yang belum ada bahasa Inggris-nya, dan foto visa serta membuat bank statement. Saya sudah mempunyai paspor sejak tahun 2013 ketika ditugaskan Kemdikbud studi banding ke Adelaide, Australia. Sedangkan anak-anak sudah kami buatkan paspor sebelum istri berangkat ke AS. Imunisasi anak-anak diperlukan ketika akan masuk sekolah di AS. Imunisasi yang diwajibkan pemerintah kami lakukan di Puskesmas Godean II, sedangkan imunisasi tambahan di Indonesia tetapi wajib di AS seperti MMR (Measles, Mumps, Rubella), Hib (Haemophilus inflenzae type b), Varicella, dan PCV kami lakukan di klinik dr. Aminah (Godean) dan dr. Theresia (barat Malioboro). Calon mahasiswa yang akan studi ke luar negeri banyak yang melakukan imunisasi di klinik dr. Theresia. Dokumen untuk pembuatan visa AS lainnya adalah surat nikah saya dan istri, KTP saya, dan kartu keluarga (KK). Hanya kartu keluarga yang belum ada terjemahan dalam bahasa Inggris. Saya terjemahkan ke penerjemah tersumpah di Quantum, Karang Malang dekat kampus UNY. Semua dokumen difotokopi dan legalisir pejabat berwenang. KTP tidak perlu diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris. KTP dilegalisir dari Kepala Desa Sumbersari sampai Kepala Kecamatan Moyudan. Surat nikah dilegalisir kepala KUA Moyudan. KK dilegalisir Kepala Dinas Dukcapil Sleman. Semua proses legalisir cepat dan gratis, tidak ada pungutan liar, kecuali di KUA Moyudan ada sumbangan sukarela. Foto visa kami lakukan di Artha Photo Jalan Kaliurang utara UGM. Bank statement merupakan surat keterangan dari bank tentang jumlah tabungan kami yang dikurskan ke USD dalam bahasa Inggris. Pembuatan bank statement kami lakukan di BNI UGM dan BPD Wates Kulonprogo. Proses pembuatan bank statement di BNI UGM mudah dan cepat, sedangkan di BPD Wates agak memakan waktu lama karena redaksi bahasa Inggris harus direvisi. Selain dokumen di atas juga diperlukan data tentang nomor KTP dan riwayat pendidikan saya serta tanggal lahir orang tua saya dan istri. Proses pengisian data visa dilakukan oleh istri dibantu Aminef. Istri yang mengurus DS2019 dan DS160. Istri juga yang mengurus persyaratan pembuatan visa lainnya, yaitu asuransi di AS.

Persiapan yang lain adalah pembelian tiket pesawat istri pulang ke Indonesia dan keberangkatan kami ke AS. Rencana pertama kami berangkat berangkat bulan Oktober 2015, tetapi karena cuaca sudah cukup dingin dan proses pembuatan DS2019 belum ada kejelasan dari IIE New York, kami putuskan diundur bulan Mei 2016. Setelah ada kejelasan waktu keberangkatan saya segera mencari informasi harga tiket di internet. Saya menggunakan situs Nusatrip, Via, dan Skyscanner untuk melihat dan membandingkan harga tiket. Sedangkan untuk booking dan pembelian tiket saya minta tolong agen tiket online, Danoe Tiket Online. Akhirnya dapat tiket yang menurut kami paling murah dengan jeda transit yang tidak terlalu lama. Untuk kepulangan istri dari AS menggunakan pesawat Delta dan Ana. Sedangkan keberangkatan kami ke AS menggunakan pesawat Qatar Airways.

Agar kami siap dengan keadaan di AS, saya juga membaca buku "Kiat Kuliah di Amerika Serikat" karya Yosep Bambang Margono. Penulis pernah kuliah di Ohio University (Columbus) dan University of Iowa (Iowa City) yang bagi kami kedua kota tempat beliau kuliah terasa lebih dekat di hati. Kebetulan istri saya pernah mengikuti short course selama tiga bulan di Ohio University dan universitas tempat istri kuliah sekarang tidak jauh dari Iowa City. Kami merasa apa yang ditulis dalam buku tersebut menggambarkan keadaan mirip dengan kota Cedar Falls yang akan kami tinggali. Selain buku tersebut, saya juga membaca novel karya Iwan Setyawan berjudul "9 Summers 10 Autumns" dan membaca banyak artikel dari blog tentang pengalaman hidup di AS terutama tentang kehidupan sehari-hari dan cara membuat driver license, SSN (social security number), working permit.

0 comments:

Posting Komentar