Pengalaman, Opini, dan Harapan

Tulisan Terbaru

Total Tayangan Halaman

Cari Blog Ini

Translate

Pages

PENULIS

Foto Saya
Mantan guru di SD Muh. Condongcatur, Yogyakarta, sekarang asisten guru di Becker Elementary School, Iowa, Amerika.

Tulisan Pilihan

Mengapa Guru di Amerika Mengajarkan Beberapa Cara untuk Menyelesaikan Soal Matematika?

Siswa di Amerika diajari oleh guru dengan beberapa cara untuk menyelesaikan soal Matematika, tidak hanya cara yang dianggap guru paling ...

Popular Posts

Minggu, 11 September 2016

Jangan Malu Kecuali Mencuri


celebes-news.com
Saya berasal dari sebuah dusun terpencil di tenggara Yogyakarta, Sompok namanya. Tepatnya adalah di antara terusan dari Perbukitan Seribu, di tepi Sungai Oya, wilayah Imogiri Bantul. Daerah sekitar kami merupakan perbatasan antara wilayah Kabupaten Bantul dan Kabupaten Gunung Kidul. Sungguh dusun yang sangat indah bila dilihat dari atas bukit. Kelokan Sungai Oya yang memanjang seperti seekor naga raksana yang berada di tengah hutan lebat.

Saya tumbuh dan besar di tengah-tengah masyarakat yang masih menghargai nilai-nilai, sopan santun, dan etika Jawa. Orang yang terhormat di mata masyarakat adalah orang yang paling santun dan bermanfaat bagi orang banyak di sekitarnya, bukan orang yang kaya atau pintar. Orang-orang tua memberikan contoh dan nasihat kepada anak-anaknya tentang sopan santun dan etika dalam bergaul di masyarakat. Bagaimana cara bertutur kata dengan orang yang lebih tua, memberikan salam ketika lewat di depan orang lain, cara duduk, cara berjalan, tidak boleh mengambil hak orang lain, saling menolong dengan sesama, tidak malu berbuat baik, malu bila berbuat tidak baik, dan lain sebagainya.

Nasihat simbok saya yang masih teringat sampai sekarang adalah ketika saya malu atau tidak mau ketika dimintai tolong membelikan bumbu dapur di warung, menyampaikan masakan ke tetangga sebelah, atau meminjam sesuatu ke tetangga, simbok selalu bilang “koyo maling wae gek isin” (kok malu, seperti mencuri saja). Kalau simbok saya sudah bilang begitu, saya pasti segera melaksanakan permintaan beliau. Benar-benar kata-kata yang ampuh, mempunyai kekuatan untuk melaksanakan permintanan simbok.

Ketika saya sudah sekolah sampai sekarang, ternyata kata-kata nasihat simbok saya tersebut sangat berguna. Saya tidak boleh malu untuk berbuat baik. Saya harus berani menyampaikan pendapat, mengatakan yang benar adalah benar, dan menolak hal yang tidak baik. Saya malu jika berbuat tidak baik, misalnya mencuri, datang terlambat ke tempat kerja, dan menyelesaikan tugas terlambat.

Karena sifat saya yang berani menyampaikan hal yang benar dan peduli dengan keadaan sekitar, baik di lingkungan rumah, masyarakat, tempat sekolah, tempat kuliah, dan tempat kerja, saya sering mendapat “masalah” karena tidak disukai orang. Saya pernah akan dipukuli beberapa kepala dusun di desa saya karena saya menolak bantuan gempa bumi bagi beberapa pejabat desa dan kepala dukuh yang tidak semestinya. Saya pernah dibentak kepala jurusan tempat saya kuliah karena mengkritik kebijakan yang kaku. Saya pernah didatangi dan berdebat dengan kepala pelayanan teknik PLN karena membuat tulisan di media massa tentang pelayanan PLN yang mengecewakan. Saya pernah dimusuhi atasan saya karena banyak mengkritik kebijakan-kebijakannya. Saya juga pernah dimusuhi rekan-rekan kerja saya karena melaporkan rekan yang tidak melaksanakan tugas dengan baik.

Saya sering bertanya dalam hati, mengapa orang yang sering meyampaikan kebenaran justru banyak “musuh”nya. Tetapi, saya akan selalu berusaha untuk berani menyampaikan hal yang menurut saya benar karena kita tidak boleh malu berbuat baik. Nasihat simbok saya akan menjadi motivasi yang akan menguatkan saya. “Koyo maling wae gek isin”, kalau bukan karena mencuri (berbuat tidak baik), tidak usah malu atau takut.


Catatan: tulisan ini dibuat tahun 2011

0 comments:

Posting Komentar